Kamu-kamu mungkin masih bingung nih aktivitas ngetrail itu sebenernya
termasuk motocross atau trail adventure. Mengutip dari American
Heritage Dictionary maka motocross atau yang biasa disingkat dengan MX
adalah “A cross-country motorcycle race over a closed course of rough
terrain with steep hills and sharp curves”. Kata-kata penting yang harus
digarisbawahi adalah over a closed course atau dapat diartikan sebagai
sirkuit tertutup dan bukan di jalan raya apalagi di hutan maupun jalan
desa. Lantas, apakah penggunaan istilah balapan liar itu tepat? Jelas
tidak. Kegiatan motocross, termasuk di dalamnya adalah kegiatan
grasstrack adalah kegiatan di dalam sirkuit dan dilaksanakan dengan
semangat kompetisi untuk menaklukkan lawan dan menjadi yang tercepat.
Sebagai imbalan, maka pembalap diberikan kompensasi berupa hadiah dalam
bentuk uang dan piala serta memperoleh angka yang diakumulasikan untuk
menentukan seeded atau tingkatan pembalap secara keseluruhan.
Berbeda dengan motocross, maka trail adventure bukan dilaksanakan di
sirkuit tertutup. Sebutan adventure dirasakan tepat, oleh karena
penggiat kegiatan ini cenderung berpetualang dengan menggunakan sepeda
motor trail (ataupun rubahan) melalui jalan setapak (jalan air, jalan
desa maupun lainnya) dan dilakukan bukan sebagai kompetisi akan tetapi
sebagai sebuah bentuk petualangan. Sebagai akibatnya, maka kegiatan
trail adventure tidak akan memperoleh hadiah, paling banter dalam
event-event tertentu adalah doorprize.
Bagaimana dengan kecepatan dalam melakukan kedua aktivitas di atas?
Motocross yang dilakukan di sirkuit tertutup dengan semangat kompetisi
dilakukan dengan kecepatan tinggi, oleh karena itu maka mesin untuk
sepeda motor yang digunakan untuk kegiatan motocross juga didesain untuk
dapat dipacu secepat mungkin, bahkan melompat tinggi karena dilengkapi
dengan suspensi yang sesuai. Berbeda dengan kegiatan trail adventure,
maka yang dibutuhkan adalah tenaga serta kendaraan yang tidak terlalu
tinggi (kaki harus menapak) untuk dapat menjaga keseimbangan. Kecepatan
pada sepeda motor untuk kegiatan adventure rata-rata tidak terlalu
tinggi, karena pada umumnya menggunakan mesin standard pabrik dengan
sedikit modifikasi.
Aktivitas trail adventure
Kedua adalah mengenai aktivitas kegiatan trail adventure itu sendiri.
Trail adventure jelas dilaksanakan dengan memanfaatkan lingkungan yang
ada untuk dapat dijelajahi dengan kendaraan bermotor roda dua. Penggiat
kegiatan trail adventure terdiri dari tua maupun muda dan kegiatan
dilaksanakan untuk menaklukkan tantangan yang tersedia di jalur yang
dilintasi dengan semangat kebersamaan, dan bukan semangat kompetisi.
Tantangan yang dihadapi adalah tantangan yang tersedia di jalur yang
dilalui, seperti misalnya turunan atau tanjakan yang curam, jalan yang
licin dan berlumpur, sungai, pepohonan baik yang besar maupun yang kecil
yang terdapat disisi jalur dengan tidak merubah atau merusaknya. Untuk
mendukung hal ini, maka para penggiat kegiatan trail adventure biasanya
melaksanakan aktivitasnya dengan berkelompok serta melengkapi diri
dengan beberapa peralatan standar untuk memperbaiki kerusakan kendaraan,
menambal ban serta webbing untuk menarik kendaraan yang rusak.
Rupa jalur pada umumnya adalah jalan setapak yang memang sudah tersedia.
Jalur berupa jalan setapak pada umumnya adalah jalur yang digunakan
oleh masyarakat setempat untuk mencari kayu, sebagai jalan pintas menuju
wilayah lain, jalur air maupun jalur menuju ke kebun atau lahan
pertanian masyarakat. Pembukaan jalur baru diluar dari jalur yang sudah
ada jarang bahkan tidak pernah dilakukan disebabkan keterbatasan
peralatan dan faktor resiko atau bahaya yang mungkin terjadi. Jelas
bahwa dengan cara ini, jalur yang relatif tetap dan tidak seimbang
dengan meningkatnya penggemar kegiatan motoadventure maka tidak jarang
pada musim penghujan, jalur jalan yang tersedia menjadi semakin dalam
sebagai akibat penggerusan dari ban sepeda motor itu sendiri.
Sebagian besar offroader umumnya sudah memahami teknik mengendarai
kendaraan di lingkungan basah. Mengurangi kerusakan jalur dapat
dilakukan dengan tidak memaksakan roda kendaraan berputar cepat pada
saat kendaraan tidak dapat melaju yang disebabkan jalur yang licin.
Bantuan tenaga manusia dengan mendorong kendaraan supaya maju pada
putaran mesin yang rendah juga sudah diterapkan. Akan tetapi dengan
semakin meningkatnya penggiat motoadventure, maka penerapan teknik
diatas terkadang tidak dipahami sepenuhnya oleh sebagian kecil offroader
yang kemudian akan memaksakan kendaraan yang ditungganginya untuk
dipacu pada putaran tinggi dan menyebabkan kerusakan jalur.
No comments:
Post a Comment