Penggemar kegiatan Trail Adventure di Indonesia sekarang “dimanjakan”
oleh produsen dengan banyaknya pilihan motor trail yang ditawarkan.
Mulai dari produk “lokal” hingga motor build up yang harganya selangit.
Dibandingkan tahun ’90-an, tentunya kini jauh lebih mudah bagi konsumen
untuk memilih motor trail idaman. Untuk saat ini motor trail apapun
tersedia di pasaran, tergantung seberapa tebal isi dompet konsumen.
Tapi apa betul isi dompet menjadi pertimbangan utama dalam membeli
motor trail? Bisa ya, bisa juga tidak. Karena membeli motor trail itu
bukan sekedar pertimbangan isi dompet saja, namun pertimbangan apakah
motor tersebut benar-benar “pas” dengan Anda. Semoga artikel ini bisa
membantu Anda yang ingin membeli motor trail.
Setidaknya ada 5 pertimbangan dalam membeli motor trail:
1. Isi dompet alias budget yang tersedia
2. Peruntukan motor trail tersebut
3. Skill
4. Ketahanan dan kenyamanan motor (kualitas)
5. Perawatan dan spare parts motor
1. Isi dompet alias budget
Ketersediaan dana tentunya menjadi faktor penentu dalam memilih motor
trail yang akan dibeli. Bagi yang dompetnya tebal sih memang ada begitu
banyak pilihan motor. Tapi bagi yang anggaran pas-pasan, tentunya
pilihannya jadi lebih terbatas. Kalau belum terlalu mendesak untuk
membeli motor trail idaman, maka Anda bisa menunda membeli motor trail
idaman tersebut sambil menabung sampai uangnya cukup untuk membeli motor
itu, sehingga ketika Anda membelinya Anda akan puas karena sesuai
dengan keinginan.
Daripada membeli motor “murah” namun kualitas apa adanya, maka bisa
jadi Anda akan kecewa ketika mencoba motor tersebut di medan offroad.
Motor memang tampang trail, tetapi kok performanya tidak jauh beda
dengan motor kebanyakan (baca: motor bukan trail). Apalagi ketika Anda
menjual motor trail yang mengecewakan tersebut pasti harganya akan
terjun bebas.
Terlepas dari peruntukan motor trail yang akan Anda pakai, untuk
kantong Anda yang budgetnya dibawah Rp 30 juta, maka pilihan motor trail
yang tersedia di pasaran Indonesia antara lain KLX 150S, Suzuki TS 125
dan Hyosung/Monstrac.
Kalau budget anda dibawah Rp 65 juta, maka pilihannya adalah KLX
250S, Honda CRF 150F, CRF 230F (second), KTM 200 (second), Yamaha WRF
250 (second), Kawasaki KXF 250 (second), dll. Pilihan akan lebih banyak
jika budget Anda di atas Rp 70 juta, antara lain KTM 250 EXCF, CRF 250X,
Husaberg, Husqvarna TE 250, KTM 200, CRF 230F, WRF 250 dan masih banyak
lagi lainnya.
2. Peruntukan motor trail
Sebelum memutuskan untuk membeli, Anda harus tahu motor trail tersebut
akan lebih banyak digunakan untuk apa? Maksudnya apakah sekedar untuk
touring yang artinya lebih banyak jalan aspal, adventure (aspal dan
tanah), kompetisi atau offroad di medan extrim (tight offroad). Karena
setiap motor oleh pabrikan telah dirancang untuk tujuan tertentu,
meskipun juga ada motor yang multi purpose alias bisa digunakan di
segala medan.
Kalau kebanyakan motor trail Anda akan digunakan untuk touring atau
light adventure yang tidak terlalu sering dipakai di medan offroad yang
ekstrim, maka membeli motor dengan bobot yang “berat’ masih
dimungkinkan. Bobot motor trail yang relatif berat itu misalnya KLX 250
dan Hyosung/Monstrac 200. Motor yang berat bobotnya akan mengganggu
manuver Anda jika dipakai di medan offroad single track, tight wood,
atau penuh tikungan tajam.
Kalau Anda gemar offroad di medan single track atau offroad extrim,
maka pilihan terbaik adalah motor dengan bobot yang ringan. Motor
kategori ringan ini misalnya TS 125, KTM 200, CRF 150F, dll. Motor bobot
berat juga bisa saja dipakai di medan offroad yang extrim, namun tenaga
Anda akan lebih banyak terkuras, apalagi kalau jatuh, pasti akan susah
payah untuk mendirikan motornya!
Bagi Anda yang suka speed offroad, akselerasi atau power motor yang
dahsyat, maka bisa memilih motor-motor spec kompetisi atau murni enduro.
Sayangnya untuk saat ini motor-motor kategori ini kebanyakan masih
build up, sehingga harganya masih mencekik bagi kebanyakan konsumen.
Motor kategori spec mumpuni ini antara lain KTM 200, KTM 250 EXCF, KTM
450 EXCF, Husaberg FE 450, Husqvarna TE 250, CRF 250R/X, WRF 250, KXF
250, RMZ 250, YZF 250, dll. Motor tersebut dijamin dahsyat, tinggal
apakah rider mampu mengendalikan motor tersebut atau tidak.
3. Skill
Membeli motor trail itu hendaknya bukan karena gengsi semata. Untuk apa
membeli motor bagus yang harganya ratusan juta namun justru kita tidak
bisa memakainya secara optimal karena skill mengendarai kita terbatas?
Untuk pemula atau yang baru gandrung dengan trail, belilah motor yang
tenaganya tidak terlalu menyentak, beli yang karakternya smooth saja.
Selain skill mengendarai, yang harus juga dipertimbangkan adalah berat
dan tinggi badan. Di medan offroad postur badan pengendara ini menjadi
sangat penting. Jika badan tidak terlalu tinggi, maka memakai motor
jangkung (yang kebanyakan build up) itu akan menjadi siksaan tersendiri
di medan offroad yang ketat/ekstrim.
Namun kabar gembiranya, jika tubuh Anda pendek namun ngotot ingin
beli motor spec offroad yang dahsyat macam KTM atau Husaberg, maka kini
sudah ada produk yang bisa mengatur ketinggian motor. Jadi kaki bisa
menapak tanah dengan baik yang akan membantu Anda lolos dari rintangan
di medan offroad.
Jika persoalan ketinggian badan sudah terpecahkan, pertanyaan
berikutnya adalah bagaimana riding skill Anda? Bagaimana kemampuan Anda
mengendarai motor trail di medan offroad? Kalau kemampuan Anda masih
pas-pasan, maka lebih baik jangan membeli motor trail spec
kompetisi/enduro murni. Kecuali Anda memakainya hanya untuk
“gaya-gayaan” saja, tidak dipakai di medan offroad yang extrim.
Pendapat sebagian orang yang mengatakan bahwa motor trail dengan cc
besar berarti semakin mantap di medan offroad, patut ditinjau ulang.
Memang betul motor dengan cc besar seperti 450 cc itu pasti punya power
yang lebih dahsyat dibanding yang 250 cc. Namun pertanyaannya adalah,
sejauh mana Anda mampu membawa motor tersebut? Dalam diskusi di forum
KTM Talk, disebutkan bahwa di Amerika tidak banyak orang yang bisa
membawa motor 450cc dengan optimal. Power motor sering berlebih,
sementara skill pengendaranya masih “tidak berlebih” alias pas-pasan.
Akibatnya yang terjadi bukan kita yang mengendarai motor, namun motor
yang mengendarai kita.
Namun bagi Anda yang merasa punya skill mumpuni, motor 450cc adalah
motor yang menyenangkan dan luar biasa. Alternatif untuk mengimbangi
motor 4T 450cc adalah motor 2T yang 200 atau 250cc. Motor enduro 2T
seperti KTM 200/250, Husaberg TE 250 atau Husqvarna WR 250 itu relatif
bisa mengimbangi motor 450cc 4T. Kelebihan motor 2T dibanding 4T adalah
bobotnya yang lebih ringan.
Jika skill mengendarai motor trail (di medan offroad, bukan di
jalanan raya) masih terbatas, lebih baik pakai motor-motor yang spec-nya
bukan kompetisi/offroad. Alternatif motor yang bisa dipilih antara lain
KLX 150, KLX 250, TS 125, Monstrac 200, dll.
4. Ketahanan dan Kenyamanan Motor (kualitas)
Jika motor trail Anda lebih banyak digunakan untuk offroad, bukan
sekedar untuk mejeng di jalanan raya, maka faktor ketahanan dan
kenyamanan motor harus dipertimbangkan di urutan atas. Ada banyak motor
di jalanan yang tampangnya seperti motor trail, namun begitu dipakai di
medan offroad terlihat “mellow”, belum lagi kerusakan sering terjadi.
Jangan sampai saat kita offroad di hutan, namun kita hanya repot
memperbaiki kerusakan motor yang sebetulnya memang tidak layak untuk
offroad.
Pilihlah motor-motor yang keluaran pabrikan ternama semacam Honda,
Kawasaki, KTM, Husqvarna, Husaberg, Yamaha dan Suzuki. Paling tidak
motor pabrikan ternama ini menjadi “garansi” bahwa produk yang
dikeluarkan adalah produk yang berkualitas. Namun bukan berarti haram
memakai motor trail keluaran pabrikan tidak ternama. Bila budget Anda
terbatas, boleh saja Anda membeli motor tersebut, namun perlu
diperhatikan lebih ekstra tentang beberapa komponen yang mungkin perlu
diupgrade untuk dipakai di medan offroad.
Jika tinggi Anda tidak sampai 165 cm, lebih baik Anda tidak memakai
motor jangkung spec kompetisi atau enduro 250cc atau lebih. Karena
postur tubuh yang tidak terlalu tinggi akan membuat Anda kesulitan
melintasi medan offroad yang extrim apalagi dalam kondisi jalur yang
basah. Lebih baik Anda memakai motor yang relatif tidak terlalu tinggi
seperti KLX 150, CRF 150F dan TS 125.
Sebaliknya jika tinggi Anda lebih dari 170 cm, lebih baik Anda tidak
memakai motor pendek (ban 16/19) seperti KLX 150. Karena posisi
mengendarai membuat jadi lebih cepat capek, karena kaki terlalu menekuk
tajam. Apalagi jika bobot tubuh Anda mencapai lebih dari 80 kg, akan
terlihat tidak cocok jika naik motor kecil.
Untuk yang mempunyai tinggi tubuh 170 cm keatas boleh bernafas lega,
karena bisa lebih punya “kesempatan” untuk memakai motor-motor spec
kompetisi 250 cc ke atas. Maklum motor seperti ini rata-rata memang
terbilang jangkung untuk ukuran orang Indonesia.
Memakai motor tipe cross atau di Indonesia sering disebut motor SE
untuk offroad juga masih dimungkinkan dengan catatan skill Anda mumpuni
untuk mengendalikan kuda terbang itu. Kelemahan motor SE ini adalah
suspensi lebih keras dibandingkan motor enduro dan biasanya untuk motor
SE (terutama sebelum tahun 2008) itu untuk menghidupkannya pakai kick
starter. Beruntung sekarang ada motor SE seperti KTM 350 SXF yang sudah
dilengkapi dengan electric starter. Jadi tinggal pencet tombol, motor
sudah greng dan siap diajak ‘terbang’.
Motor tipe SE juga tidak dilengkapi dengan lampu, sehingga tidak bisa
dipakai di malam hari. Namun sekarang juga ada produk-produk yang bisa
membuat motor SE dilengkapi dengan lampu yang terang benderang.
Motor trail keluaran pabrikan ternama biasanya punya kualitas yang
bagus. Memang harga lebih mahal, namun dibandingkan dengan daya tahan
dan kenyamanan yang ditawarkan, maka harga mahal itu menjadi relatif
tidak terlalu berarti.
5. Perawatan dan spare parts motor
Jika Anda adalah orang yang tidak terlalu mengerti tentang mesin motor
trail, maka ada baiknya memilih motor yang rendah perawatan. Beberapa
motor yang perawatannya relatif murah dan mudah itu misalnya TS 125 dan
KLX 150. Motor build up yang juga perawatannya murah adalah CRF 150F,
CRF 230F dan Yamaha TTR 230. Perawatannya hanya cukup dengan
membersihkan filter udara dan rutin mengganti oli mesin.
Motor spec kompetisi, SE atau enduro build up tentunya perawatannya
juga lebih mahal. Apalagi untuk motor 4T yang harus selalu rutin
mengecek kerenggangan klep. Belum lagi penggantian oli mesin harus rutin
dan lebih sering. Seringkali oli mesin yang dipakai pun menuntut oli
dengan spec tinggi yang harganya di atas Rp 100.000 per liternya. Itupun
membeli olinya juga tidak terlalu mudah.
Motor enduro yang 2T perawatannya jauh lebih murah dan mudah,
dibandingkan dengan yang tipe 4T. Cukup dengan rutin membersihkan filter
udara dan mengecek busi. Kelemahannya adalah motor 2T bensinnya harus
dicampur dengan oli. Hal ini yang sering bikin pengendara jadi ogah
memakai motor 2T. Jika Anda malas pergi ke bengkel untuk servis rutin,
maka trail 2T adalah pilihan jitu. Apalagi untuk motor trail 2T generasi
terbaru semacam Husaberg TE 250 dan KTM 200 itu sudah dirancang untuk
irit penggunaan oli samping. Konsumsi BBM-nya pun terbilang irit. Satu
lagi kelebihan motor trail 2T adalah bobot motornya lebih ringan.
Di jaman serba internet sekarang ini, sepertinya soal spare parts
motor tidak menjadi halangan berarti untuk saat ini. Semuanya bisa
dibeli atau paling tidak bisa diorder. Spare parts motor Eropa seperti
KTM, Husaberg dan Husqvarna, kebanyakan harganya lebih mahal
dibandingkan motor Jepang. Kelebihan motor Jepang adalah beberapa spare
part itu bisa memakai spare parts motor harian yang sudah beredar di
jalanan Indonesia. Misalnya beberapa komponen Honda CRF 230F atau CR 85
itu sama dengan motor Tiger atau Supra X, sehingga harganya menjadi
lebih murah.
Membeli motor yang di Indonesia sudah ada dealer-nya memang akan
lebih aman dan lebih murah harganya. Beberapa dealer motor trail yang
sudah ada di Indonesia adalah untuk motor KTM (Husaberg), Husqvarna dan
Kawasaki. Untuk motor lainnya masih dimasukkan oleh importer umum yang
biasanya harganya lebih tinggi dibanding ATPM atau distributor resmi
khusus satu merk.
Selanjutnya terserah Anda, motor trail apa yang akan Anda beli.
Konsumen adalah raja. Jangan tergoda oleh iklan dan gengsi semata,
pertimbangkan dengan matang sebelum Anda memutuskan untuk membeli motor
trail idaman. Jangan sampai Anda menyesal di kemudian hari. Selamat
mengendarai motor trail idaman Anda!
No comments:
Post a Comment